GHSNEWS.ID | JAKARTA — Senator Mirah Midadan Fahmid dari Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan pentingnya menjaga kestabilan stok pangan menjelang musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Dalam rapat bersama Komite II DPD RI, Mirah meminta Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perusahaan Umum Bulog untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup guna menghindari lonjakan harga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
Mirah mengungkapkan bahwa sistem produksi beras Indonesia masih sangat bergantung pada musim, dengan hasil panen yang dipengaruhi oleh kondisi iklim, seperti musim kemarau dan musim hujan.
"Sistem produksi beras kita masih sangat tergantung pada musim. Oleh karena itu, kita perlu mendorong inovasi teknologi pertanian dan pengelolaan panen yang lebih efisien," jelas Mirah, belum lama ini.
Selain itu, meskipun Indonesia telah mengimpor lebih dari 3 juta ton beras selama tahun 2024, harga beras eceran masih tetap tinggi. Artinya, kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan impor belum efektif menurunkan harga.
Mirah juga menyoroti penurunan produksi beras dan padi yang diperkirakan akan terjadi di NTB pada tahun 2024 dibanding tahun sebelumnya.
"Di 2024, kita menghadapi tantangan besar dengan penurunan luas panen yang diperkirakan akan berdampak pada produksi padi dan beras di NTB. Hal ini menjadi tantangan bagi NTB dan secara nasional, jika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan lokal," kata Anggota Komite II DPD RI tersebut.
Mirah juga mengajak pemerintah untuk merespons potensi penurunan produksi ini dengan mendorong inovasi teknologi pertanian, memperbaiki sistem irigasi, dan memberikan insentif kepada petani sehingga dapat menjaga kestabilan produksi pangan.
Ia menambahkan bahwa salah satu program penting yang perlu diperhatikan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diharapkan dapat menyerap bahan pangan lokal.
"Kami berharap bahan baku untuk program MBG dapat berasal dari pangan lokal, agar dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada di daerah," ujarnya.
Selain itu, Mirah juga mempertanyakan kepada Bulog mengenai bagaimana memastikan distribusi cadangan pangan yang cepat dan tepat waktu, terutama di daerah-daerah rawan bencana seperti NTB.
"NTB rentan terhadap bencana alam seperti kekeringan. Bagaimana Bulog dapat memastikan distribusi pangan tetap lancar di wilayah yang terdampak bencana?" tanya Mirah.
Menjelang Nataru, Senator Mirah mengingatkan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga ketersediaan pangan dan menstabilkan harga pangan, agar tidak ada kesenjangan dalam distribusi yang bisa merugikan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan dan bencana alam. (*)