BERITA PERTANIAN

Senin, 28 April 2025

Inilah Cara Jatim Menghadirkan Anak Muda Ikut Mewujudkan Swasembada Gula


GHSNEWS.ID | BATU — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis Jatim mampu berada di lini terdepan dalam langkah mewujudkan swasembada untuk komoditas gula. Alasannya, produksi gula di atas rata-rata nasional.

"Apa yang telah menjadi harapan dan rencana Presiden Prabowo Subianto, Jawa Timur siap berada di lini terdepan," kata Khofifah di Kota Batu, Jawa Timur, kemarin.

"Dari hitungan bisa dilihat kekuatan Jawa Timur itu per 1 hektare bisa menghasilkan 13 ton gula. Sementara nasional rata-rata lima ton," ujarnya.

Bahkan, dengan berbagai upaya percepatan dan kolaborasi, maka dimungkinkan swasembada gula di Jawa Timur tercapai dalam waktu dekat. 

"Tahun ini insha Allah bisa diwujudkan swasembada gula," kata dia.

Karena itu, Gubernur Jawa Timur dua periode ini menegaskan bahwa pemerintahan pimpinannya telah menyiapkan sejumlah program sebagai bagian mengejar swasembada gula, yakni dengan memberikan ruang bagi petani tebu dari kalangan anak muda mengelola lahan. 

Pihaknya menyediakan lahan seluas 50 hektare untuk dikelola oleh anak muda asal Jawa Timur.

"Sekarang justru disediakan area untuk anak muda di jawa timur, 50 hektare untuk 10 anak muda dengan kualifikasi tertentu," kata dia.

Setiap satu kelompok petani tebu yang berasal dari kalangan anak muda mendapatkan lahan seluas lima hektare. 

"Kami sudah uji coba bagaimana 50 hektare bisa dikelola 10 anak muda, masing-masing lima hektare di dalam sebuah gabungan kelompok tani atau gapoktan," ujarnya.

Cara yang diterapkan ini sebagai penyediaan wadah bagi kalangan anak muda untuk terlibat di dalam proses pemajuan bangsa. 

"Insha Allah ini akan menjadi pioner bagaimana menghadirkan anak muda ikut mewujudkan swasembada gula," tutur Khofifah. (*)

sumber:antara

Rabu, 23 April 2025

Program Ketahanan Pangan Nasional, Zona Bakamla Tengah Panen Cabai 1,3 Ton


GHSNEWS.ID | MANADO —  Komitmen Zona Bakamla Tengah dalam mendukung ketahanan pangan nasional kembali dibuktikan melalui kegiatan panen cabai yang digelar di lahan Markas Komando (Mako) baru Zona Bakamla Tengah, Desa Kalasey, Kecamatan Mandolang, Sulawesi Utara, Rabu (23/4/2025).

Kegiatan panen yang dipimpin langsung oleh Kepala Zona Bakamla Tengah, Laksamana Pertama Bakamla Teguh Prasetya, S.T., M.M., CHRMP ini diikuti oleh seluruh Pejabat Utama (PJU) dan personel Zona Bakamla Tengah. Hasil panen kali ini tercatat mencapai 1.346,5 kilogram cabai keriting, menjadikannya panen kedua dalam rangkaian program ketahanan pangan yang dicanangkan instansi tersebut.

“Program ini merupakan bagian dari optimalisasi lahan kosong yang dimiliki Zona Bakamla Tengah, sebagai wujud dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional sesuai dengan arahan Kepala Bakamla RI,” ujar Laksma Bakamla Teguh Prasetya.

Lebih lanjut, Laksma Bakamla Teguh Prasetya menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan tidak hanya difokuskan pada penanaman cabai, namun juga jagung dan palawija lainnya yang bernilai manfaat tinggi baik bagi internal maupun masyarakat sekitar.

Dengan keberhasilan panen kedua ini, Zona Bakamla Tengah berharap program ketahanan pangan terus berkelanjutan dan dapat menjadi contoh positif bagi satuan kerja lainnya di lingkungan Bakamla RI.

“Semoga upaya ini dapat memberikan manfaat nyata dan menjadi semangat baru bagi kita semua dalam menjaga ketahanan pangan dan kemandirian di sektor pertanian,” pungkas Laksma Teguh.(*)

Selasa, 22 April 2025

Komunitas Petani Gaul di Pangkep Jadi Solusi Swasembada Pangan


GHSNEWS.ID | PANGKEP — Komunitas Petani Gaul (KPG) Kabupaten Pangkep terus menunjukkan komitmennya dalam membantu petani menghadapi tantangan pertanian, khususnya soal kelangkaan pupuk.

Sejak didirikan pada tahun 2023, komunitas ini hadir sebagai solusi alternatif dengan membagikan pupuk hayati cair secara gratis kepada para petani binaannya.

Syamsinar, anggota DPRD Pangkep dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga menjabat sebagai dewan pembina KPG, menyampaikan hal tersebut saat ditemui di Kedai Roku, Kelurahan Tumampua, Kecamatan Pangkajene, Kamis (17/4/2025).

“Komunitas ini lahir dari kegelisahan atas kelangkaan pupuk di awal 2023. Kami ingin memberi solusi yang nyata bagi para petani, bukan sekadar janji,” ungkap Syamsinar.

Jumlah petani yang tergabung di KPG pun terus mengalami peningkatan signifikan. Jika di tahun pertama hanya ratusan petani yang bergabung, maka hingga akhir 2024 jumlah itu melonjak menjadi 1.700 petani yang tersebar di enam kecamatan, yaitu Pangkajene, Minasatene, Balocci, Bungoro, Labakkang, dan Ma’rang.

Hasil Panen Naik Hingga 50 Persen

Ketua Komunitas Petani Gaul, Muhammad Rusli AB, yang akrab disapa Cully Gaul, menyebut penggunaan pupuk hayati LBA terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

“Dari 1.700 petani yang tergabung, total lahan yang digarap mencapai 497 hektare. Untuk tahun 2025, produktivitasnya meningkat hingga 30 sampai 50 persen—setara 800 ton hasil panen. Ini capaian luar biasa,” ujar Cully.

Dia menambahkan, pupuk hayati LBA dibagikan secara cuma-cuma satu kali dalam setahun, yakni pada awal musim tanam. Di musim berikutnya, pupuk tetap disediakan dengan harga terjangkau.

“Pupuk ini mudah diserap tanaman karena berbentuk cair, tidak mengandung bakteri patogen, mengandung hormon pertumbuhan alami, memperbaiki struktur tanah, dan tentunya ramah lingkungan. Ini cocok untuk semua jenis tanaman,” jelasnya.

Petani Rasakan Langsung Manfaatnya

Salah satu petani di Desa Mangilu, Rifa’i, mengaku hasil panennya meningkat sejak menggunakan pupuk hayati LBA.

“Alhamdulillah, tiga tahun terakhir ini hasil panen saya naik. Dulu hanya 10 karung, sekarang bisa sampai 15 karung. Selain kualitas panen meningkat, harganya pun sangat terjangkau,” tutur Rifa’i.

Dia juga mengapresiasi program pembagian gratis yang dijalankan komunitas.

“Walaupun hanya sekali setahun, bantuan pupuk gratis ini sangat membantu petani kecil seperti saya,” ujarnya.

Ke depan, Komunitas Petani Gaul berencana memperluas jangkauan dan mendorong lebih banyak petani untuk beralih ke pupuk ramah lingkungan demi pertanian berkelanjutan dan swasembada pangan di tingkat lokal. (Afdhal)

Senin, 21 April 2025

Koramil 10 Moga Melaksanakan Penanaman Pohon di Desa Plakaran


GHSNEWS.ID | PEMALANG — Koramil 10 / Moga melaksanakan kegiatan penanaman pohon dan rehabilitasi mata air di Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, tampaknya komitmen dan partisipasi masyarakat serta pihak terkait sangatlah tinggi. 

Acara tersebut berhasil melibatkan berbagai pihak, mulai dari Bupati Pemalang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah,  Nur Laile S.Pd (Kades Plakaran), Perhutani , Eka Ketua limata (Lintas komunitas penjaga air), Anggota Pramuka Saka wira Kartika, Tim Rescue Moga, Orari Moga  hingga perwakilan masyarakat setempat, pada Minggu (20/04/2025).

Dalam giat tersebut, sebanyak 200 pohon ditanam yang terdiri dari jenis Pohon Beringin dan Pohon Pule. 

Kehadiran Bapak Anom Widiyantoro, SE,. MM sebagai Bupati Pemalang memberikan semangat tersendiri dalam kegiatan tersebut. 

Anom mengajak masyarakat untuk terus menjaga lingkungan sekitar melalui penanaman pohon secara berkelanjutan. Namun, upaya penanaman pohon dan rehabilitasi mata air di Desa Plakaran ini seharusnya menjadi langkah awal dalam memperbaiki kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan. 

Menurut Bupati, dengan mengikutsertakan berbagai pihak terkait, diharapkan program ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat lokal serta lingkungan sekitar. 

Selain itu, perlu diadakan langkah-langkah lanjutan untuk menjaga keberlanjutan dari upaya-upaya positif yang telah dilakukan pada acara penanaman pohon dan rehabilitasi mata air ini.

Dalam upaya menjaga keberlanjutan program penanaman pohon dan rehabilitasi mata air, perlu adanya monitoring dan evaluasi secara berkala. 

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. 

Selain itu, perlu pula dilakukan perawatan secara berkala agar pohon-pohon tersebut tetap sehat dan dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu, perlu juga dilakukan pendekatan komprehensif dalam upaya konservasi lingkungan. 

Ini dapat melibatkan berbagai pihak seperti instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal untuk bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. 

Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan manfaat dari penanaman pohon juga perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. 

Tindakan lanjutan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan para ahli lingkungan dan pakar hidrologi untuk memberikan saran dan masukan yang berharga dalam upaya rehabilitasi mata air. 

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, para ahli ini dapat membantu dalam merancang strategi dan program yang lebih efektif untuk menjaga keberlanjutan mata air di Desa Plakaran. 

Selain itu, kolaborasi dengan pihak Instansi terkait, TNI dan  organisasi lainnya juga dapat memperkuat upaya-upaya rehabilitasi lingkungan yang telah dilakukan. Dengan terjalinnya kerjasama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan dengan lancar dan berdampak positif dalam jangka panjang. 

Dengan demikian, upaya penanaman pohon dan rehabilitasi mata air yang dilakukan di Desa Plakaran merupakan langkah awal yang baik dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. 

Namun, untuk memastikan kesuksesan dan keberlanjutan dari program ini, perlu adanya keterlibatan dan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak serta upaya yang berkelanjutan dari semua elemen masyarakat. Hanya dengan demikian, lingkungan yang hijau dan sehat dapat terjaga untuk generasi-generasi mendatang. (*)

Editor: Himawan

Rabu, 16 April 2025

Bakamla RI Panen Kacang Tanah di Karangasem Bali


GHSNEWS.ID | BALI — Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla  melaksanakan panen kacang tanah di lahan Bakamla RI yang terletak di Banjar Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, pada Selasa (15/4/2025). 

Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Bakamla RI dalam mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.

Didampingi Kepala Zona Bakamla Tengah Laksma Bakamla Teguh Prasetya, S.T., M.M., CHRMP., Laksdya Irvansyah secara simbolis melakukan panen kacang tanah yang berhasil mencapai hasil sebanyak 800 kilogram dari lahan seluas satu hektar. 

Panen ini melanjutkan kesuksesan panen jagung sebelumnya yang menghasilkan satu ton hasil panen.

“Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Bakamla RI mendukung Asta Cita dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Laksdya Irvansyah, sembari mengapresiasi kinerja Stasiun Bakamla Bali atas keberhasilan merealisasikan program ketahanan pangan di wilayahnya.

Selain kacang tanah dan jagung, lahan pertanian Bakamla RI di Bali juga menghasilkan berbagai komoditas hortikultura lainnya seperti cabai, kacang panjang, tomat, terong, pepaya california, dan singkong. 

Diversifikasi tanaman ini menunjukkan keseriusan Bakamla RI dalam mengelola sumber daya secara berkelanjutan demi mendukung ketahanan pangan nasional. (*)

Selasa, 15 April 2025

Bulog Tak Mampu Merambah Pasar, Petani Lebih Memilih Tengkulak


GHSNEWS.ID | JAKARTA — Pengamat ekonomi dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Muhammad Aras Prabowo mengatakan kebijakan pemerintah untuk membeli gabah petani seharga Rp6.500 per kilogram dinilai belum mampu memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan petani.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh lemahnya peran Perum Bulog dalam merespons kebijakan tersebut secara efektif di lapangan. 

Padahal, pada acara Panen Raya Serentak Presiden Prabowo Subianto berharap Bulog dapat berperan lebih dalam memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beras.

"Bulog tak mampu merambah pasar, sehingga petani lebih memilih tengkulak," kata Aras dalam keterangannya yang diterima redaksi, pada Selasa (15/4).

Dalam pandangan Aras, Bulog tidak hadir secara nyata dalam kehidupan petani. 

"Sebelum ada instruksi Presiden agar Bulog membeli gabah petani Rp6.500 per kg, Bulog hanya seperti menara gading bagi petani. Tidak punya interaksi dengan petani," ujarnya.

Ia pun menyampaikan kritik tajam, bahwa interaksi Bulog lebih banyak terjadi dengan tengkulak, bukan dengan petani secara langsung, sehingga manfaat kebijakan tidak terasa optimal di akar rumput.

Aras menyebutkan berbagai laporan di lapangan, banyak petani masih memilih menjual gabah mereka ke tengkulak dengan harga lebih rendah, yakni sekitar Rp5.800 hingga Rp6.000 per kilogram. 

"Hal ini terjadi karena tengkulak lebih aktif turun ke sawah dan siap membeli gabah tanpa prosedur yang rumit," ungkap Aras.

Fenomena ini sebagai kegagalan struktural yang harus segera direspons oleh Menteri BUMN. 

Aras menekankan perlunya “aktivasi Bulog” sebagai langkah strategis dan mendesak.

"Bulog harus diaktivasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Jangan hanya jadi instrumen administratif yang menunggu perintah pusat. Bulog harus proaktif hadir di sawah, menyapa petani, dan membeli gabah langsung di tempat," tegasnya.

Aktivasi yang di maksudkan yakni mencakup tiga aspek penting, seperti proses bisnis yang langsung menyentuh petani, peningkatan kemampuan logistik dan keuangan, serta reformasi dalam pendekatan kelembagaan. 

Ia menegaskan bahwa selama ini Bulog hanya memperkuat posisi tengkulak melalui relasi yang eksklusif dengan jaringan perantara. Hal ini bertentangan dengan semangat pemerintahan Presiden Prabowo yang menempatkan kedaulatan pangan sebagai prioritas nasional.

"Sebelumnya Bulog hanya berinteraksi dengan tengkulak dan mensejahterakan tengkulak, bukan petani," pungkasnya.

Menurutnya, kebijakan harus konkret dan terukur. Tidak cukup hanya mengumumkan harga beli gabah tanpa mekanisme penyerapan yang jelas dan merata di seluruh sentra produksi.

"Petani jangan hanya dijadikan sampel atas instruksi Presiden. Harus dipastikan semua gabah petani dibeli Rp6.500 per kg, bukan hanya sebagian di daerah tertentu,” tandasbya. (*)

© Copyright 2018 GHSNEWS.ID | AKURAT, TAJAM DAN TERPERCAYA | All Right Reserved